Belakangan ini cuaca Jakarta dan sekitarnya panasnya bener-bener
luar biasa. Tapi, ditengah panasnya cuaca Jakarta ini, ada aja hari-hari dan
daerah-daerah kampret yang gak tau gimana caranya, bisa ngeguyurin lu pake air
hujan sesukanya.
Dan hal paling ngeselin dari terjadinya hal ini adalah lo
nggak bisa antisipasi hal ini. Misalnya, di suatu musim panas lo berencana jalan bareng gebetan lo. Lo udah
janjian, lo udah sangat menantikan hari itu, dan lo udah mandi berjam-jam sampe
masuk angin demi tampil sempurna di hari itu. Terus tiba-tiba hujan turun
dengan gak tahu dirinya. Bete kan?
Beda ceritanya kalo hal ini terjadi di musim hujan. Mungkin
lo bisa mengurungkan niat lo untuk jalan bareng si dia karena tahu besok akan
turun hujan. Atau mungkin lo bisa memilih tempat tujuan yang terlindung dari
hujan. Dan ya, masalah selesai.
Kesialan inilah yang baru aja gue alami beberapa hari lalu.
Beberapa hari lalu, gue nganterin temen gue balik ke daerah
Ciledug via Bintaro. Pas berangkat cuacanya
bener-bener panas. Dan panasnya itu bukan sekedar panas, tapi panasnya udah
kayak ngliat “si dia” jalan bareng temen lo sendiri (alah XD).
Pas gue memasuki daerah Ciledug, tiba-tiba hujan turun. Dan
hujannya pun bukan sekedar gerimis, tapi langsung deras seketika, sederas
makian dari cewek lo ketika dia mergokin lo jalan sama cewek lain. Lo ketangkep
basah (kuyup), nggak bisa ngelak, dan lo berharap tuhan ngutuk lo jadi ikan
teri saat itu juga.
Walhasil seketika gue basah kuyup hanya dalam 2 langkah
setelah memasuki dimensi Ciledug. Dan yang lebih kampretnya lagi ketika gue
kembali melewati kawasan Bintaro, di sana kering.
Iya, itu kampret, man.
Bayangin, seluruh masayarakat Bintaro yang lo temui di jalan
ngeliatin lo yang basah kuyup ditengah teriknya cuaca Bintaro. Mungkin mereka
pikir lo abis mandi tapi lupa buka baju.
***
Oke cukup sudah makian gak jelas gue soal kampretnya cuaca.
Karena beberapa hari setelahnya gue menyadari sesuatu.
Beberapa hari setelahnya gue jalan kaki ke kampus bareng dua
orang temen gue, dan sambil jalan sperti biasa kita pasti nobrol.
“Buset, panas banget ya,” kata temen gue mengomentari
panasnya siang hari di Ciputat.
“Iya, nih panas banget, kampret,” jawab gue mengiyakan.
Nah, ada yang anehkah dengan percakapan tadi ?
Ya, memang tidak ada yang aneh dengan percakapan tadi. Kenapa? Karena
percakapan tadi hanyalah salah satu kalimat basa-basi yang sering kita gunakan
dalam keseharian kita, mengeluhkan cuaca.
Dari sini gue mulai berpikir, basa-basi orang Indonesia aneh ya...
Dalam film-film luar –baik Jepang maupun Barat– yang sering
gue tonton, ketika seseorang tokoh memulai pembicaraan dengan basa-basi,
biasanya dia akan mengatakan, “Hari ini cerah ya.”
Berbeda dengan “kebanyakan” orang Indonesia (termasuk gue)
yang mengatakan, “Kampret, cuacanya panas banget.”
Sebuah perbedaan yang mungkin dianggap sepele. “Ah gak
penting, orang cuma basa basi,” mungkin beberapa orang akan berpikir seperti
itu. Tetapi jika kita lihat lebih dalam, kita akan melihat mana yang lebih baik
dari 2 contoh “basa-basi” ini.
Jika dalam contoh pertama kita banyak “mengeluhkan” cuaca.
Maka dalam contoh kedua –di film Barat/Jepang tadi– mereka justru “mensyukuri”
cuaca. Seperti yang kita tahu mengeluh tidak pernah membuat keadaan terasa
lebih baik, justru memperburuknya. Sedangkan bersyukur, entah masih berapa
banyak lagi“manfaat” bersyukur yang belum gue ketahui. Tapi yang gue tahu dan
gue rasakan, manfaat dari bersyukur itu banyak banget :).
Jadi udah kelihatan mana yang lebih baik kan ?
“Aduh, panas banget,” atau “Hari ini cerah ya,” ? Mengeluh atau Bersyukur ?
Ohiya, terakhir, tadi gue mengatakan kebanyakan orang
Indonesia melakukan hal ini. Dari pengalaman gue memang seperti itu adanya,
bahkan gue pun sering melakukan yang sama. Tetapi jika kalian adalah orang
Indonesia yang tidak melakukan hal itu, dan justru melakukan contoh yang kedua
dengan mensyukuri cuaca, Selamat anda adalah orang yang tidak memungkiri Nikmatnya
:).
Dan jika kalian masih mengeluhkan cuaca, kita rubah yuk cara
pandang kita dengan mensyukurinya. Beruntungnya, hari dimana gue menulis ini
adalah hari yang cerah, dan semoga hari di mana kalian membaca ini juga jadi
hari yang cerah. Jadi, gimana kalo kita mulai coba sekarang ?
“Guys, hari ini cerah ya.”
@rohadidavid
THANKS.
'Alhamdulillah ya, hari ini matahari masih terbit dari timur.'
ReplyDeleteAlhamdulillah :).
DeleteBtw makasih udah mampir, baca dan ikut bersyukur disini :).
Thank you :).